Tuesday, September 30, 2003

Bismillahirrohamirrahim
Insya Allah yang ini mardhatillah
Lapangkanlah jalanku ke depan ya Allah
Itikad dan niat baik ku smg diridhai
Amiin


-zh-

Saturday, September 27, 2003

How stupid I'm...
Didn't know the gestures..
The Act..Shameless
Hurt..deep so deep..huh

Sunday, September 21, 2003

Hari berlalu dgn cepat dan pasti.
Seiiring dengan deru ombak dilautan.
mungkin kah ku bertanya pd bintang-bintang
dengan segala bahasa kesunyian
gemerlap di langit

aku bukan pilihan
aku hanya orang kecil yg bersujud padaMu
Mengharap sesuatu dariMu
Mengabdi padaMu
19 sept 03

-zh-
Sori kalo' isi nya rada-rada...



Sekadar share saja.
Informasi dari Tim Survey UGM tanggal 25 Juni 2003 ini
seakan kembali membuktikan Survey terhadap kehidupan
anak kost-kost-an di Kota Gudeg Yogyakarta yang
semakin rusuh.

======

Sudah 3 hari belakangan ini Cynthia numpang menginap
di kost-an ku yang kecil di daerah Gejayan CT 23 No. 4
Yogyakarta. Awalnya saya agak khawatir dengan
perubahan suasana ini. Cynthia cuma menumpang
sementara di sini padahal saya bingung "gimana
perasaan cewek gue".
Untuk mencari penegasan saya tatap wajah muda Cynthia
yang cantik dan lucu. Cynthia membalas tatapan saya
tanpa berkedip. Sebersit saya membaca kegenitan di
dalamnya, sayapun menyerah...

Hari pertama, 6 Juni 2003.
Cynthia nampak begitu kalem dan sopan.
Ketika itu si Avi (cw gue) juga ada dan dia oke-oke
aja setelah mendapat penjelasan logis. Avi duduk di
sofa di depan TV, dan saya duduk di bangku di depan
meja komputer. Cynthia nampak menjaga jarak dengan
saya, dia duduk tidak bergeming di samping Avi sambil
menikmati soap opera dan MTV (Music Television).
Saya mencoba menggoda Cynthia. Tapi female satu ini
seperti batu, Avi dan dia menatap tanpa berkedip
tabung kaca itu seperti orang dalam pengaruh hipnotis.

Hari pertama agak sorean.
Problem mulai muncul ketika Avi pulang meninggalkan
kost-an, membiarkan saya dan Cynthia berdua di kamar
kost adalah hal yang janggal, saya tidak
tahu harus bersikap bagaimana, saya grogi dan nervous
apalagi begitu mobil Avi berlalu, Cynthia langsung
mendekati saya dengan penuh roman. Saya duduk di sofa
dengan perasaan tidak nyaman. Cynthia mendekati saya
dan ikut duduk di samping. Kaki saya yang terjulur ke
atas coffe table di sentuhnya dengan halus, pinggang
saya disenderinya dengan santai, merasa agak
terganggu, saya berdiri dan pindah duduk di depan
komputer lagi.
Cynthia mengikuti.
Saya berpura-pura sibuk membuka internet, tapi Cynthia
berdiri di sana menatap saya dengan pandangan yang
sendu dan mengundang.
Saya tanyakan, "Apa kamu belum makan siang?"
Tapi Cynthia tetap terdiam seakan dia meminta sesuatu
yang lain. Saya termangu tidak mengerti apa maksudnya.
Tapi karena saya ini termasuk laki-laki yang tahan
godaan, jelas saya tidak mau berpikiran yang
bukan-bukan. Saya cuekin Cynthia seharian.

Hari kedua, 7 Juni 2003.
Cynthia makin liar menjadi-jadi, Cynthia menggoda saya
habis-habisan. Tubuhnya yang langsing selalu dicoba
menempeli saya dengan kurang ajar. Walaupun Cynthia
cantik, dan suaranya lembut menarik, saya tidak mau
jatuh tertarik padanya.
Ketika saya bentak, "Cynthia Please
.............Jangan ganggu saya." Dia tetap saja
berkepala batu.
Bahkan ketika saya duduk disofa kembali, Cynthia
mencoba membaringkan tubuhnya di pangkuan saya.
Saya marah dan berdiri, kemudian saya berjalan dan
membaringkan tubuh di kamar.

Angin dari fan yang bertiup dingin dan matahari yang
masih nampak garang siang ini membuat saya jatuh
tertidur 5 menit kemudian.
Samar-samar saya merasa ada sesosok tubuh berbaringan
di samping kanan. Tubuh hangatnya yang halus menyentuh
lengan saya secara lembut dan mengundang.
Sejenak saya merasa, barangkali si Avi balik lagi
untuk mengambil barang yang biasanya tertinggal, tapi
lama- lama saya menyadari tubuh hangat ini pasti bukan
Avi.
Saya terkejut lalu bangkit secara tiba-tiba.
Kali ini saya benar-benar murka melihat Cynthia sedang
berbaringan secara santai dan erotis di samping sana.
Padahal sebelum ada perkawinan, saya berpikiran untuk
tidak tidur dengan mahluk bergender perempuan.
Itulah sebabnya saya bentak Cynthia untuk jangan
berbuat kurang ajar, karena sudah tidak tahan saya
berdiri dan membuka pintu kost-an.
"Keluar..!", teriak saya tidak sabar.

Wajah Cynthia nampak lesu dan sedih. Dua detik dia
termenung untuk kemudian berjalan perlahan.
Saya tidak lagi ingat akan segala bujuk rayunya,
persoalan ini akan semakin membesar jika saya
membiarkan Cynthia lebih lama menetap di kost-an.
Langkah Cynthia yang seksi berhenti 10 meter dari
pintu.

Karena saya takut dia akan merubah niat untuk berbalik
kembali ke sini,
saya berteriak "Dont you ever think about that !!!"

Cynthia menatap saya secara kurang ajar, lalu membalas
teriakan dengan keras:



"Meowwwngggg..!! Meowwwwwnggg..!!"


Kucing jalanan itu akhirnya kembali ke asalnya...

Thursday, September 18, 2003