Tuesday, March 27, 2007

dari blogger temen gw, gw cuplik bacaannya sbb.
-------------------------------------------------------------

Industri telekomunikasi di Indonesia sedang naik daun, paling tidak itu yang terlihat dalam iklan lowongan di Kompas beberapa minggu terakhir dimana selalu ada iklan setengah halaman mengenai telekomunikasi. Bagi pekerja kerah putih seperti saya, tentunya ini adalah preseden yang sangat positif bagi masa depan bekerja dalam bidang telekomunikasi, namun benarkah demikian?

Sisi pesimis saya tentang pacuan telekomunikasi antara lain disebabkan
1. Market selular di Indonesia terbatas,
Jumlah penduduk indonesia dan daya belinya sebenarnya sangat terbatas. 3G yang kelak bakal memungkinkan komunikasi face to face mungkin terlalu mahal untuk para pengguna selular di Indonesia. Sementara teknologi CDMA yang diklaim lebih murah dibanding GSM pun berjalan tertatih-tatih menahan laju GSM yang meski ketinggalan tetap memiliki base customer terbesar.

2. Stock raiser,
Holder telco yang umumnya sudah public listed ini akan sangat mudah mendulang uang dari publik untuk investasi teknologi yang sebenarnya sangat riskan ini. Kampanye bahwa 3G akan berkembang pesat, teknologi komunikasi akan terus berkembang bisa jadi hanyalah kampanye untuk meningkatkan nilai sahamnya. Mungkin one day akan ada skandal yang melibatkan perusahaan telekomunikasi di Indonesia

3. Teknologi yang digunakan,
Well establish company seperti trio Telkomsel, Indosat dan XL menggunakan world class device seperti Ericsson dan Siemens, Challenger menggunakan mixed device seperti Huawei, dan New comer tentunya menggunakan device yang kelasnya lebih rendah lagi. Tidaklah sebanding dengan belanja pengeluaran Big Three yang sudah stabil.

The competition:
Well Establish: GSM-3G
Telkomsel
Indosat Tbk
Telekom Malaysia (56%) Excelcom Tbk

Challenger: CDMA
Telkom Tbk, Flexy
Bakrie Telecom Tbk, Esia
Mobile 8 (Bimantara, Sinar Mas), Fren
Indosat, StarOne >> decline

New Comers: 3G
Hutchison, CAC (Cyber Access), Charoen Pokphand
Maxis (51%), Lippo Telecom, Natrindo
Wireless Indonesia (Sinar Mas), Wireless Provider
Sampoerna Telecom (58%), Mandara Selular Indonesia, USO Provider

No comments: